Minggu, 07 Juli 2013

New Day, New Friends, an The New Me (?)

New Day, New Friend, and the New ME (?) Ceritanya sudah belalu, memang. Tapi ada hal yang tak bisa dilupakan apalagi dimaafkan. Itu yang selalu gw inget ketika ketemua dua orang yang dulu paling gw sayangi dan hormati. Tapi kini, ya bisa dikatakan jijik lah ya gw sama mereka berdua ini. Keduanya adalah mantan gw sebut saja Mr. A, dan yang kedua adalah Mr. K, sahabatnya mantan gw yang udah gw anggap abang gw (dulunya). Namun sekarang eneg aja gitu liat mereka. Entahlah, sepele memang, tapi apa yang kita anggap sakral tak pantas untuk dinodai bukan. Bagi mereka ternyata itu tak sakral. Ya sudahlah ya, gw pengen banget menghapus sedikit memeri gw, yaaa yang semuanya berisi tentang mereka berdua ini, entah bagaimana caranya. Yang jelas pengen banget. Bisa dih beberapa kali gw mulai lupa, tapi eh tiba-tiba tu dua orang nongol di depan muka gw. Jadi bete lagi. Teman-teman baru, dengan atmosfir yang berbeda memang lumayan ampuh untuk mengalihkan perhatian. Teman-teman baru di desk kerjaan gw, yang nyatanya juga tau kisah tragis percintaan gw ini (yang juga sempat jadi hot news of the year). Mereka memang tidak masuk dalam urusan itu, namun ternyata gw bisa lupa kedua orang yang ge benci itu, ketika gw lagi ngumpul-ngumpul dengan teman-teman baru ini. Hang out, karaoke, nongkrong, atau bahkan cuman berkirim pesan melalui layanan blackberry messanger yang belakangan ini seirng error. Cukup membantu untuk menyembuhkan luka, atau paling tidak untuk memberikan obat penenang biar sakitnya ditunda dulu. The new me? Itu yang gw inginkan. Gw yang bebas dari lingkaran kedua orang yang pernah gw sayangin itu, tak lagi memikirkan persoalan-persoalan klasik gw, ya itu tadi persoalan cinta. Memang gw berharap the new me, namun ternyata tidak. Karena suatu ketika disaat-saat tak terduga, gw kembali berimajinasi tentang kedua orang itu. Mengenang indahnya ketika dulu masih sama-sama. Ada yang salah dengan gw? Rasanta gw berubah tak normal, karena membiarkan diri gw terkurung berlarut-larut di dalam memori kelam itu. Orang baru? Tentu saja gw tidak menutup kesempatan akan datangnya orang baru, namun tak bisa sembarangan dong. Ada banyak pertimbangan yang harus gw pikirkan, dan wajar banget kalau ketika ada yang mendekat, gw langsung membandingkan dengan mantan gw itu. Nobody’s perfect, betul sekali, tapi gw berhak dong memilih yang lebih baik dari yang pernah ada dan yang sudah hilang.

Selasa, 05 Februari 2013

Habis...

Tak seoarangpun berencana untuk tak bahagia bukan? Begitu juga dengan aku, tak secuilpun aku berniat untuk bermain-main dengan sesuatu yang namanya kebahagiaan. Bahagia, adalah hal yang gampang-gampang susah untuk diraih, tapi bagiku bahagia itu adalah kata yang sakral. Memang tak pernah aku ingin mempermainkan kebahagiaan, namun yang terjadi, aku bahkan telah bertaruh untuk itu. Dan aku telah kalah dalam pertaruhan hati itu, kalah sekalah-kalahnya. Dan apa itu bahagia, aku tak lagi mengenalnya. "Ya, kalau itu yang terbaik buatmu," begitu pesan yang ditulisnya melalui layanan Blackberry messanger. Bukan tanpa alasan dia menulis itu, tapi karena aku yang memintanya memutuskan arah hubungan kami. Ya, kami putus setelah bertengkaran atas masalah yang aku sendiri tak tau. Lucu memang, ini semua karena persoalan cinta. Aku sebenarnya tidak percaya pada cinta. Tapi dia, yang baru saja mengakhiri hubungan kami ini yang membuat aku bahagia, gila, dan sakit karena cinta. Hari sebelumnya, Selasa 18 September 2012, pukul 14.30, seperti biasa sehabis menunaikan tugas dan beban kerja kami masing-masing di lapangan, Peter, begitu dia biasa kupanggil mengetok pintu rumahku. "Ngantuk, mau numpang tidur," begitu katanya. Panggilan itu adalah panggilan khususku kepadanya. Dan dia memanggilku MJ, seolah-olah kami adalah lakon utama dalam film Spiderman yang tersohor itu. Dan seperti sudah menjadikan kebiasaanku juga, menyiapkan kipas angin buatnya, guling, dan sebuah minuman kaleng di ruang tamu yang tak berperabot. Karena memang ruang tamu kontrakanku menjadi tempat tidur siangnya selama lebih kurang dua minggu belakangan. Bukan hanya sebatas tempat tidur siang sebelum berangkat bersama kekantor, tapi juga kegiatan layaknya sepasang kekasih lainnya yang sedang dimabuk cinta. Dan aku memang selalu menunggu kedatangannya itu. Ah... Lagi-lagi cinta. Tapi memang aku begitu mencintainya. Tidur siang hanyalah tujuan kesekiannya menyambangi kediamanku. Tentunya karena dia ingin bersama denganku berdua saja sebelum menjalankan kesibukan di kantor dan kadang-kadang nongkrong bersama dua orang teman kami pada malam harinya. Hal yang pertama dilakukannya adalah mencuci muka, kemudian minum minuman kaleng, dan tak jarang aku selalu menyiapkan es krim kesukaanya. Mendampinginya menikmati es krim itu sampil memperhatikan wajahnya adalah sebuah kebahagiaan tersendiri buatku. Sembari menikmati es krim itu, pria yang telah mengambil seluruh hatiku itu membuka laptopnya. "Mau nyicil bikin berita," katanya. Oh tentu saja, kami adalah sepasang wartawan di media lokal, berasal dari kantor yang sama namun beda desk liputan. Setiap harinya aku tau, laptop hanyalah modusnya saja, supaya tidak salah tingkah dihadapanku. Aku sudah sangat hapal kebiasaanya setelah dia menyeruput habis es krimnya itu. Dengan lembut, kontak fisik itu membuat aku semakin yakin bahwa aku sangat mencintai pria tinggi besar, yang baru saja mendaratkan bibirnya dibibirku itu. Lantas aku tersandar didadanya, sembari dia dan aku saling memeluk begitu erat. Tidak ada kata-kata, yang jelas pada saat itu aku sangat yakin, kami saling tau, bahwa kami akan hidup bersama dalam waktu dekat. Masih di hari yang sama, Selasa 18 September pukul 17.00, setelah kekasihku tidur siang selama beberapa menit, kami berangkat kekantor, setelah makan bakso dulu. Dikantor sampai pukul 20.30. Saat itu, aku dibuatnya kesal, lantaran dia bilang harus menemani salah satu dari teman kami nongkrong bersama teman mereka. Dan itu akan berlangsung hingga tengah malam, paling cepat jam 2 pagi. Malam sebelumnya, dia juga menemani teman kami yang biasa dipanggil King ini hingga jam 2 pagi. Tapi malam ini mendadak sekali Peter memberi tahu. "Bang King nungguin jam 9 ini, kayak yang semalam. Kayaknya besok juga," katanya padaku sambil turun dari ruang kerja kami menggunakan lift menuju parkiran. "Ya udah, kita makan dulu lah ya," kataku meski rasa laparku sudah hilang beberapa menit yang lalu. Dengan motor masing-masing kami menuju warung pecel ayam di samping tempat kami biasa makan. Karena pecel ayam langganan kami malam itu tutup. Kami juga membawa motor masing-masing ke kantor, karena hari itu hari kerja. Ditempat ini, kekesalanku semakin bertambah saja. Waktu sudah menunjukkan hampir jam 9 malam, sementara aku belum menghabiskan separoh makananku. Nafsu makanku yang sudah mulai berkurang tadi, kini habis sudah. Ketika ponsel pria tinggi besar yang duduk disampingku berbunyi. Dari saku celana kirinya, Peter mengeluarkan sebuah Samsung Galaxy Mini, dan dari layarnya kulihat panggilan masuk 'Bg King'. Oke, fine! Nafsu makanku sudah hilang sepenuhnya. "Iya bang, ini segera meluncur," katanya, lalu menutup telpon. Tanpa meminta tanggapanku, dia langsung membayar makanan yang kami makan. Aku tak menghabiskan makanan dan langsung mencuci tangan. Sebelumnya dia memintaku melewati rute jalan yang berbeda, tentunya lebih jauh dari rute jalan yang biasa kulewati saat akan pulang ke kontrakanku. Mungkin karena ingin bersamaku lebih lama lagi, dan tentu aku setuju-setuju saja. Satu hal yang membuatku kesal lagi, tidak hanya malam kemarin dan malam ini dia harus menemani temannya yang juga temanku itu, tapi juga hari berikutnya. Sementara besoknya, Kamis tanggal 21 September 2012 dia harus berangkat ke Jakarta menggunakan pesawat pertama, tugas dari kantor kami. "Ini si King dan si Jafar Ahmad tega bener, orang mau berangkat pagi, masih aja cowo gue diajakn nongkrong sampe tengah malam," aku membatin, dan tentu tak kuutarakan kepada Peter. Baiklah, untuk kesekian kalinya aku harus bersabar. Aku orang baru dalam kehidupannya, tak mungkin aku larang dia bertemu dengan kedua temannya itu. Di lampu merah, jika aku lurus terus, lima menit sampai di kontrakan. Jika belok kanan, itu rute yang dikatakan Peter tadi. Rute yang lebih panjang, yang sudah aku setujui. Berdampingan kami berhenti di lampu merah. Aku disebelah kiri, masih dalam keadaan kesal. "Lewat mana?" dia bertanya. Setauku, kami sudah sepakat untuk lewat ke rute yang lebih panjang. "Loh katanya lewat Simpang Kawat?" Jawabku agak ketus. Kekesalan semakin bertambah. "Loh kan cuman nanya," dia bicara padaku seolah belum ada kesepakatan diantara kami. "Ya ngga usah ditanya lagi, kan udah dibilangin tadi," jawabku masih ketus. Nampaknya dia tersinggung dengan perkataan ku. Karena ketika lampu sudah hijau, dia langsung belok kanan dan memacu motor Satria FU bernomor polisi BH 3368 BP nya. Tanpa menghiraukan ku yang mengendarai motor bebek. Aku mengikuti motornya yang melaju kencang, saat semakin menjauh dan tak terlihat lagi dari pandanganku. Aku tak bisa mengikuti kekuatan motornya itu. "Ya sudahlah, pulang saja," aku membatin. Namun, diperjalanan pulang, aku memacu motorku sangat pelan. Mulai galau hingga sampai dirumah. Setibaku di rumah, aku langsung mengirimkan pesan BBM kepada kekasihku itu. "Inilah dak jelasnya Peter, tadi nyuruh lewat simpang kawat, trus ngilang aja ngebut," aku menulis lalu mengirimnya. 12 kali BBM ku tak digubrisnya, meski sudah dibaca. Sampai jam 2 pagi, setelah BBM ke 13 kukirim, akhirnya aku menyerah tidur. Rabu, 19 September 2012 pukul 5 pagi. Tak nyenyak tidur, hanya tiga jam. Ku coba lagi mengirim BBM kepada dia, seperti biasa membangunkannya sholat Subuh. Tetap saja tidak ada balasan. Sampai akhirnya 11 BBM kukirim hingga jam 11 siang, tak juga mendapat balasan. Dia tidak mengangkat telpon, tidak membalas sms juga. Sampai ku tanya lagi melalui BBM, "Tersinggung dengan aku?" Aku menebak. "Sangat tersinggung," dia menjawab setelah satu jam membaca BBM ku itu. "Tersinggung yang mana," aku penasaran. Tapi dia tak lagi membalasnya. Aku menelponnya lagi, kebetulan aku ingin berkoordinasi soal pemberitaan, karena kami satu tim dalam topik liputan yang sama. Mengenai biaya perjalanan dinas DPRD. Tak juga diangkatnya sampai kukirim SMS dan BBM yang berisi pesan yang sama. "Ngga ada salahnya angkat telpon, mau koordinasi berita," aku menulisnya dalam keadaan emosi. "Koordinasi langsung dengan redaktur," dia langsung membalas, dan isi pesan itu membuatku kaget. "Oke, susah kali ngubungi wartawan sibuk!" Aku membalasnya lagi. "O begitu, anda kan hebat," tudingnya kepadaku. Entah apa dasarnya menulis seperti itu. Dari sinilah pertengkaran tak berujung dimulai. Hanya lewat BBM, karena Peterku itu tak mau bertemu langsung denganku untuk membahas apa yang terjadi. Bahkan dalam pertengkaran itu, dia menudingku sangat piawai berdalih, ini entah atas dasar apa lagi tudingan itu. Sampai akhirnya kesabaran ku habis. "Oke, kamu bisa tersinggung, aku juga bisa. Sekarang mau mu apa?" Aku menulis lagi. "Terserah," jawabnya singkat. "Peter mau kita berakhir," aku langsung saja to the point. "Ya kalau itu yang terbaik bagimu," dia membalas lagi. "Sebenarnya masalahnya apa sih ini?" Aku kembali bertanya. "Sudahlah tak perlu dibahas lagi. Meskipun berakhir, kita tetap berteman, tidak ada dendam," begitu bbm terakhirnya. Bagaimana mungkin dia bisa berfikir akan bersahabat dengan ku sementara dia tak ingin lagi berbicara denganku. "Ya kita lihat saja, apakah konsep persahabatan kita sama," aku membalas BBM nya yang tak lagi digubrisnya. Begitulah kami berakhir pada tanggal 19 September 2012, pukul 4 sore. kami tak lagi bertegur sapa, bahkan dua minggu setelah kami putus, ketika aku setiap hari mengajaknya berbicara, membuat suasana kembali seperti dulu, meskipun tidak ada lagi ikatan diantara kami, tetap saja dia menolak. Tinggalah aku hingga sekarang masih sakit akibat rasa penasaran yang tak kunjung terjawab. Tidak ada hubungan berlebihan diantara kami, dalam waktu tiga bulan pertalian kasih yang dia mulai denganku. Dia tak pernah menodai kesucianku, namun masih saja sampai kini aku merasa dia telah merenggut sesuatu dari ku. apa yang telah dia renggut dariku, aku tak pernah yakin. Yang jelas hingga kini, ada yang hilang dari tubuhku ini. Dia telah mengambilnya, dan tak berkenan mengembalikan. Dan belakangan aku menyedari bahwa yang ia renggut dari ku adalah kata sakral yang kuucap diawal tadi. 'Kebahagiaan' itu yang dia ambil dari hidupku. Dan saat ini, aku tak bisa lagi mengenal yang namanya bahagia. Hingga sampai saat ini, ketika dia telah menata hidupnya, dan menggandeng orang lain untuk mendampinginya. Hingga saat ini, butir-butir pilu itu selalu saja menggerogoti hatiku yang sudah hancur. Hati yang sudah luka dan hancur, setiap saat aku mati-matian memungutnya lagi. Mengumpulkannya satu persatu, dan merekatkannya kembali. Namun, di pertengahan jalan aku merekatkan puing-puing hati yang sudah hancur, lagi-lagi runtuh. Aku mencintainya, dan masih berimajinasi akan keajaiban-keajaiban yang tak mungkin terjadi. Aku mencintainya, hingga saat ini. Dan apa itu bahagia? Aku sudah lupa arti bahagia, sejak 19 September 2012, pukul 4 sore.

Senin, 17 Desember 2012

A Long Road To Berhala - Another #NekadTraveller

September 3, 2012, Brancccuuuuuuuttttsss... Galau yang berkepanjangan, begitu latar belakang dari perjalanan nekad berikut ini. Terinsiparasi dari saling mendengar cerita masing-masing anggota, keluhan tentang cinta dan kekecewaan yang mendalam. Kota ini begitu sumpek untuk menghilangkan kejenuhan yang ada, bergelut dengan macet, asap kendaraan, serta deadline kerjaan yang tak kunjung usai. Akhirnya, enam orang ini berkumpul demi satu misi, yaitu buang sial ke Pulau Berhala. Banyak mungkin yang ga tau dimana pulau berhala itu. Ya bagi orang Jambi, pulau Berhala itu punya dia. Bagi orang Kepri, Berhala milik mereka. Sengketa tiada akhir juga terjadi dipulau yang agak mirip dengan Belitung ini. Cuman bedanya, di Berhala banyak sampah, dan penginapan seadanya lantaran orang Jambi yang ngurusinnya juga dikit. Tapi, menurut gw ya lumayanlah, untuk melepas penat, dan tereka sepuasnya dipinggir pantai dengan deburan ombak. Ini adalah gambaran besar gimana bentuk Pulau Berhala, namun yang paling enting itu, perjuangan menuju pulau Berhala. Baiklah, dimulai dari awal mau berangkat. Gw perkenalkan dulu anggotanya satu-satu. (1) The One and Only Mahili yang paling ganteng diantara kami semua. Doski yang bakal nyupirin kite menuju pulau yang kaanya bagus itu. (2) Si Rida anak JI yang sekrang mangkal di pemrov. Doski yang ngatur transportasi dari awal sampai akhir. (3) Eba, anak TVRI yang beberapa kali sudah BBMin gw buat jalan2 ke Berhala, juga ketika itu lagi galau tingkat kecamatan. (4) Chrissy, dia nih satu-satunya bule di rombongan. Sukarelawan Warsi yang katanya ngebet banget pen ke Berhala. (5) Mathilda, doi juga ketika ke Berhala itu lagi galau maksimal, entah tingat apaan, tapi kayaknya lebih tinggi dari tingkat kecamatan. (6) Dan yang terakhir adalah gw, lo-lo pada mgkn tau ndiri galau gw itu tingkatnya udah semana. Ngga tingkat kecamatan lagi, tapi mungkin udah tingkat dunia. Hadeh... perjalanan ini sebenernya akan diikuti oleh sebelas personel. Yaaaa.... dengan anggota segitu kan bisa hemat biaya cui.. tapi akhirnya sehari sebelum keberangkatan lima orang mundur. Kelima orang itu adalah temennya si Eba dan temennya K’Mathilda. Jadilah kedua orang ini disalahkan atas kemunduran teman-teman mereka ini. Huahahahahhaa.... tau apa tanggapan mereka ketika disalahkan? Cuman cengengesan aja. *ampun*. Alasan mereka mundur dari touring adalah karena takut ombak besar. Ya, emang ada gosip-gosipnya sih ombak lagi tinggi, tapi kita ngga pernah bakal tau sebelum mengalami sendiri kan cuyy... (padahal aslinya gw juga rada takut sih). Oke jadilah akhirnya jumat sore kita beanja beenji buat bawa bekal. Karena katanya sih di sana ga ada warung yang jualan makanan. Sekardus bekal, rasanya cukuplah ya buat perjalanan dua hari satu malam. Sabtu pagi, janjian di BKKBN jam 8, berangkat dari sana. Gw jemput si christy ke rumahnya, Si Rida bareng K’Mathilda, dan is Eba jadi ‘Si Manis Jembatan Batanghari’ nungguin kita jemput. Untung aja kebetulan lewat sana jalannya. Oke, jam setengah 9 capcus berangkat jemput Eba dan mobil Inova Silver milik bg Mahilipun melaju kencang menuju Sabak, Negrinya si Jumi Jola. Gw belum kasih tau kan ya, kalau menurut versi Jambi, Pulau Berhala itu masuk ke Kabupaten Tanjung Jabung timur, Bupatinya si Jumi Jola, mantannya Ayu Dewi, yang sekarang jadi lakinya Sherin Tharia. *gosip, emosi*. Sebelum lanjut cerita, gw paparpkan dulu garis besar rute perjalanan. Pertama dari Jambi itu menuju Sabak-Tanjabtim. Dari Sabak harus ke Nipah Panjang-Tanjabtim, disini tuh pelabuhannya. Nah dari nipah panjang itu baru berlayaran dua jaman ke Pulau Berhala. Dan menurut gw ini adalah perjalanan yang lumayan panjang bagi orang-orang yang belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di Pulau Berhala itu. Yap mari kita ngebut mobil ini. Musik beralun di dalam mobil, biar si bang mahili ngga ngantuk. Dua jam kurang perjalanan menuju Sabak akhirnya berakhir. Dan tentu saja mobil kita dipenuhi dengan makanan buat ganjel perut. Jalanan lumayan mulus, dan mobilpun melaju kencang. Berenti sebentar di mesjid numpang ke toilet. Nah, perjalanan dan petualangan sebenanrya dimulai ketika harus meninggalkan Sabak untuk menuju ke Nipah Panjang. Kita ngga tau jalan nih semuanya, hanya mengandalkan papan penujuk jalan yang bertuliskan Nipah Panjang. Dan ya Tuhanku, jalannya jelek mampus. Ya katanya baru akan dibenerin tahun 2013 ini sama Jumi. Tapi ya, jalan itu panjangnya cuman 37 km, tapi kita nempuhnya lebih dari dua jam. Kalau mau ngebut jalannya licin lantaran sedang pengerasan. Jadi permukaan jalannya itu banyak kerikil. Alhasil, dua kali berenti di mesjid karena kebelet. Lambreta lah pokoknya boowwwkkk... Dan memang, berkat kesabaran dan keimanan orang-orang di dalam mobil itu, akhirnya nyampe di Nipah Panjang jam setengah satu. Laper mamen, makan dulu lah ya, mana hujan pula. Katanya di abang guide kami, ada satu rumah makan yang enak, lokasinya dipinggi sungai. Ya dan kita harus berlayar ke sana. Oke, mobil titip di rumah si abang guide yang belakangan diketahui bernama Ii. Makan kilat, dan jam satuan kita mulai berlayar ke pulau Berhala. Hujan masih nih ceritanya, tapi lau tenang bangat. Saking tenangnya laut, semua personel yang berangkat berani foto-foto di bagian depan kapal. Ya pastinya setelah hujan berenti dong ya. Ya perjalanan juga ditemani dengan makanan-makanan kecil (laper apa doyan). Dan dikala gw, k’Mathilda, n Chrissy udah pegel duduk dipinggir-pinggir kapal, eh si Rida n Eba malah enak-enakan tidur pewe berdua. Bener-bener muka pelor, nempel molor!!! Perjalanan ditempuh dalam waktu tiga jam. Dan sekitar pukul 16.25, kamipun perapata ke bibir pantai, daaaaaaannnn Welcome to Berhalaaaaaaaaa. Dalam note berikutnya, gw bakal kupas apa aja yang gw temkan di Pulau Berhala. Berikut suka duka dalam penginapan n kisah lucu salah satu personil. Okeh mamen... to be continued yow...

Minggu, 28 Oktober 2012

Jelajah Delapan Pulau Batu, Sebuah Kisah Lainnya dari Negri Laskar Pelangi

Day II Sudah berapa lama coba, gw baru posting note tentang Jalajah Belitong Part II ini. Tapi ya sudahlah ya, dari tidak sama sekali, mending telat. Ukkeeeeeyyyy yu mareee capcus pantengin cerita gw dan kedua gachit yang ikut dalam #nekadtraveller ini. Pagi yang masih ngantuk, setelah semalaman ngga bisa tidur. Kenapa coba ngga bisa tidur, si gachit sialan yang bernama simenk itu ngidupin lampu kamar, terang benderang teat di mata gw. Padahal awalnya udah tertidur lelap karena si gachit satu lagi, Tupai udah matiin lampu sebelum tidur. Tengah malam, si cimenk bangun, katanya takut kalau lampu dimatiin. Gellaaaa… tampang Rambo tapi penakut. Tapi, dari pada si cimenk ngigo dan gw makin ngga bisa tidur, ya kita turutin aje. Alhasil, bangun subuh dengna kondisi mata maish mengantuk. Janjian sama Pak Budi tu jam 8 udah berangkat. Jam tujuh beres mandi, waktu sarapan cumin satu jam. Dan Pak Budi itu orangnya OnTime banget. Oke,jam 8 kita bener-bener udah berangkat. Pak Budi udah nungguin kita kelar sarapan ternyata. Gw bawa tas yang isinya baju ganti, karena dalam jadwalnya ada delapan pulau yang harus dikunjungi dan mandi2 trus snorkling juga. Di bagasi mobil ternyata sudah tersedia tiga paket perlengkapan snorkeling. Tiga kotak makanan, dan minuman, luar biasa ajeeeeebbbb… serasa dunia milik bertiga, eh berempat deh sama Pak Budi. Perjalanan menyusuri jalanan lengang di Belitung terasa menyebangkan. Karena ngga ada macet, ngga ada kendaraan lain, ngga ada lampu merah, dan ngga ada polusi. Yang paling penting, di pinggir jalan itu terhampar pantai yang bersih dan berpasir putih. Gw ngebayangin, pantai pinggir jalan aja bersih gitu, apalagi dipulau-pulau yang bakal kita kunjungin. Gw duduk didepan, nemenin Pak Budi ngobrol, si cimenk asyik dengan rokoknya, dan si Tupai? Entah apa yang dilakukannya di jok tengah mobil. Sejam perjalanan, kami tiba di pantai yang bisa dianggap sebagai pelabuhan. Banyak boat-boat yang telah menunggu penumpang disana. Dan tentu saja boat-boat itu sudah dipesan oleh agen wisata. Yang menakjubkannya, tidak ada ombak sedikit pun di pantai yang rame dan berpasir putih itu. Pak Budi bilang, memang di Belitung pantainya tidak berombak, paling cumin riak-riak kecil. Wow amazing,,,, ini memang surga dunia. Hebatnya lagi, itu boat yang bisa diisi sama 20 orang, cumin buat kami berempat cuuuyyy… Gw, Cimenk, Tupai, dan Pak Budi, plus yang nyetir. Gw liat boat sebelah, itu padat ibu-ibu rempong yang udah pake pelampung. Kita sih masih nyante, sambil nyandang tas kamera dan naik ke boat. Sepanjabng perjalanan di boat, hamparan laut yang airnya hijau kebiruan. Angin pantai berbau khas dan cuaca yang sangat bersahabat, semakin membuat raga terasa berada di dunia lain. Sambil bercengkrama dnegan pak Budi, kita makan anggur, minum aqua, dan sesekali berfoto. Pak Budi ini oke juga lho, dia ngambilin bintang laut buat atribut kita foto, oke punya deh Pak Budi ini. Memang guide idaman… loh? Ada delapan pulau yang harus dikunjungi, pulau lenkuas, pulau babi, pulau burung, pulau kepayang, pulau kelayang, dan gw lupa nama pulau yang lainnya. yang pertama itu pulau lengkuas. Merapat di bibir pantai, ada dua boat yang sudah lebih dulu datang. Pulau itu agak ramai dibuatnya. Pulau berpasir putih ddan tidak berombak, tersusun batu-batu raksasa yang bisa dinaiki. Pak Budi bilang batu-batu itu tidak licin, jadi ngga usdah khawatir bakal jatoh. Ternyata benar, batu-batu itu bisa dinaiki. Tiak licin, dan kalau sanggup sih bisa aja manjat sampai batu tertinggi seukuran gedung berlantai dua itu. Tapi ngga ada yang berani, termasuk gw, cimenk dan Tupai. Bentaran disitu, kita cao lagi ke bat, mengunjungi pualu berikutnya. Gw lupa pulau apa, yang jelas itu masih berpasir putih dan tidak berombak. Batu-batu besar juga masih terhampar. Berbeda dengan pulau pertama, di pulau yang ini hanya kami berempat isinya. Pak Budi bilang memang sengaja seperti itu. Boat yang satu pergi dulu, baru dating boat satunya lagi, katanya supaya lebih privasi. Benar saja, cumin kiat bertiga yang mandi-mansi disana. Puaaaasssss…. Cuman setengah jaman disana, kami lanjutkan perjalanan lagi. Kamli ini ke pulau babi. Dipulau inilah agenda snorkeling kami. Karena, menurut Pak Budi, pemandangan bawah lautnya bagus. Banyak ikan hias dan tumbuhan beraneka warna. Oke, snorkeling vest udah dipasang, kita lompat ke dalam laut. Memang pemandangan yang luar biasa. Apalagi dari atas boat Pak Budi ngelempar makanan buat ikan, jadinya ikan-ikan kecil beraneka warna itu langsung menggerubungi makanan yang sengaja dilempar didekat kami. Sayang sungguh sayang, kita ngga bawa kamera untuk didalam air. Si Cimenk sih, katanya mau beli. Jadinya ngga ada dokumentasi kita lagi snorkeling. Puas snorkeling disana, kami lanjutkan perjalan ke pulau-pulau berikutnya. Hari sudah menjelang siang, dan perut sudah terasa lapar. Pak Budi nyatanya sudah tau jadwal makan siang. Dia mengajak kami makan dulu, duduk dibawah sebuah pohon kayu yang tak terlau tinggi. Ada empat kotak makanan. Satu kotak isinya nasi putih, kotak satunya lagi berisi kepiting asam manis, kotak ketiga berisi cumi-cumi saos nanas,, maknyoossss… dan kotak yang keempat itu isinya cake pencuci mulut. Apa lagi coba yang kuranng… empat kotak besar makanan, hanya untuk kami bertiga. Sementara Pak Budi makannya ngga gabung sama kami, karena udah ada makanan tersendiri buat dia. Memang luar biasa. Udah jam satuan deh kayaknya, kita lanjutkan perjalanan ke pulau…. Apa ya namanya. Yang jelas disana itu ada menara peang dunia II, menaranya ada enampuluh lantai, dan kita boleh naik ke menara itu, gratis. Tapiiiii…. Lu piker ngga ngap naikin anak tangga enam puluh lantai. Capeeee tau!!!!! Ngga ada lift disono. Akhirnya, karena pertimbangan kemampuan untuk bertahan hidup, makanya kita ngga jadi naik ke menara itu. padahal, dari menara itu bisa terlihat seantero Belitung lhoo.. hiks..hiks..hiks.. Lama kami disana, dan itu adalah pulau terakhir yang kami kunjungi. Jam dua lewat nih, dan kami baru nyadar, bahwa dalam paket 3 hari 2 malam itu, ngga ada kunjungan ke sekolah Laskar Pelangi. Yah,,, sayang dong. Ke Belitung iitu harus ke sekolah itu. Akhirnya dengan segala kemurahan hati Pak Budi, dia mau ngantar kami ke sekolah Laskar Pelangi yang berada di Belitung Timur itu. Tapi, jalan kesanya dua jaman. Jadi kalau berangkat jam dua, nyampe sana jam empat. Pak Budi aja optimis bisa tekejar, masak kita yang pengen ke sana ngga yakin? Sebelum berangkat, ada persyaratan yang diberikan Pak Budi, yaitu ngga boleh ngasaih tau bosnya kalau kita melenceng dari jadwal sebenarnya. Dan karena bensin memang ngga disediakan untuk jalan ke Beltim, kita sepakat paatungan. Buru-buru balik ke dermaga, ganti baju kita langsung ngebut menuju Beltim. Jalanan yang mulus dan sepi memudahkan Pak Budi untuk ngebut. 100 km perjam, gellaaaa… gw yang duduk didepan sempat jantungan. Nah di Cimenk n Tupai malah enak-enakan tu=idur di jok tengah. Oke..oke..oke demi sekolahan Ikal. Tak disangka, perjalanan berjasil ditempuh tak lebih dari 1,5 jam saja. Ngebut…but…but… Sekolah itu, saksi bahwa pernah ada yang namanya LAskar Pelangi. Kami berhenti digerbangnya, sementara jarak antara gebang kayu dan sekolahnya itu ada sekitar 50 meter. Sekolah itu terletak di atas bukit pasis, dan dengan berlari kecil kami mendekati sekolah yang hany terdiri dari dua kelas tersebut. Masih alami, berdinding kayu, dan papan tulis kapur. Kursi dan meja panjang. Kami diizinkan berfoto disana, gw sebagai gurunya, dan cimenk n TUpai sebagai muridnya. Memang sekolah tersebut saat ini tidak lagi dipakai sebagai tempat belajar, tapi dijadikan museum. Disinilan kami mengabadikan kunjungan spektakuler kami ke sebuah negri syurga, berpose dibawah plang sekolah bertuliskan, SD Muhammadiyah Gantong, Belitong Timur. Benar-benar pengalaman yang menakjubkan. Tak sampai setengah jam disana, kami harus segeraa kembali. Karena menurut Pak Budi, kita harus menyaksikan matahari terbenam di pantai Belitung. Disanalah tempat berkumpulnya masyarakat Belitung, muda-mudi, keluargaa, dan anak-anak. Cus, jam 4 lewat kami kembali ke mobil, dan ngebut dari sekolahan Ikal itu. Tapi, meskipun sudah sore, Pak Budi masih sempat-sempatnya ngajak kami ke jembatan tempat si Ikal ketemu Buaya Outih. Memang Pak Budi seorang guide yang top markotop deh. Duduk-duduk bentar di jembatan yag udah direnofasi itu, laju kita lanjut ngebut kembali ke Belitung. Tanpa ampun, Pak Budi nginjak pedal gas. Untuk ngga ada macet. Tapi di usat kota yang ad tugu meteornya itu emang sedikit macet. Kendaraan-kendaraan mengaraj ke bibir pantai untuk menyaksikan matahari terbenam. Satu jam perjalan tembus, namun… lagi-lagi mungkin belum rejeki ya, meskipun cuaca cerah, pas mau terbenam, mataharinya ketutup awan. “pas pula di mataharinya,” kata Pak Budi. Hadu-hadu apes… tapi luamayanlah adrenalin terpacu ketika nemenin pak Budi nyetir. Oke, tak lengkap rasanya ke Babel kalau ngga nyobain mie Bangka. Emang udah ada sih di jadwal, kalau setelah sunset, itu makan mie Bangka. Kita berenti di kios mie Bangka paling ngetop di Belitung. Dan ternyaat tempat sudha dipesankan buat kami. Oiya ada khas lain di Belitung, yaitu jeruk panas. Jeruknya bukan dari jeruk manis, atau jeruk nipis. Tapi jeruk yang cumin ada di Belitung. Syurga dunia banget… mienya enak.. sekilas bentuknya kayak mie celor sih, tapi rasanya beda. Hari berangsur gelap, udah jam 7 lewat juga. Ternyata kuliner kami belum berakhir sampai disitu. “itu kan cemilan, sekarangn makan malam,” ujar Pak Budi. Ya ampyyuuuunnn… angsung gitu makannya? Baru ini perut diisi sama mie Bangka. Yaudah deh nurut aja, wong itu udah ada di jadwal. Kali ini kami ngga makan sea food lagi. Pilihannya adalah makan Sunda. Dari kejauahn restoran yang akan kami kunjungi itu sudah dipadati pengunjung. Mobil-mobil terparkir rapat, mereka yang ingin makan ditempat yang katanya terkenal itu. Gw udah khawatir aja kalau ngga da tempat lagi buat kami, atau harus nunggu oraang-orang kelar makan dulu baru kami dapat tempat duduk. Ternyata semua dugaan itu salah. Disalah satu meja tertulis “Telah Dipesan” dan itulah meja kami. Pa Budi telah pesankan meja buat kami. Makanannya adalah, sop, ayam bakar, nasi, lalapan, dan tentu saja jeruk panas. Makanannya keliatannya enak, tapi ini perut udah kenyang. Tapi sayang juga kalau ngga dimakan. Akhirnya gw, Chimenk dan Tupai makan makana itu tanpa nasi. Maknyoosss!!!! Top Markotop!!! Dan lagi-lagi Pak Budi ngga mau gabung makan bareng kami. You know guys, makan malam itu bukanlah akhir dari perjalanan kami malam itu. Karena Pak Budi mengajak kami ke sentra oleh-oleh dulu sebelum kembali ke Hotel. “TAkutnya besok ngga sempat,” katanya. Lagi pula, besoknya kami kan harus balik, dan Tupai itu pake pesawat pagi jam 8, kasian ya, kalau gw n Chimenk sih pesawat siang jam 11. Jadi bisa agak santai. Yaudah perjalan diakhiri dengan beli oleh-oleh buat orang-orang di jambi. Setelah itu kembali ke Hotel. Hari kedua yang sangat…amat menyenangkan. To be continued…

Senin, 01 Oktober 2012

Jelajah Belitong, Seroja di Mindanao 007 Day 1, Pagi itu, tanggal 1 Juni di tahun 2012, hujan jatuh mengguyur bumi tanpa ampun. Sedari pukul 4 subuh, udara dingin menusuk sampe ke tulang. Dari gelap, hingga berangsunr terang, hujan enggan berhenti. Hari itu, adalah waktu yang ditung-tunggu, keberangkatan ke Belitung, gw dengan Cimenk yang udah nginep di rumah gw bakal terbang ke Belitung dengan maskapai Sriwijaya. Tidak ada pesawat yang langsung terbang ke Belitung, kita mesti transit di Jakarta dulu. Dari jadwal penerbangan Jambi Jakarta adalah pukul 9.35, dan dari Jakarta ke Tanjung Pandan Belitung pukul 14.30. bakal transit lama di Soetta. Sementara di Tupai harus pakai penerbangan subuh dari Bandara Internasional Minangkabau Padang lantaran cuman itu jadwal penerbangan yang pas. Menurut gw perjalanan liburan ini oenuh tantangan, banyak masalaha yang terjadi sebelum keberangkatan. Bahkan, beberapa jam sebelum keberangkatan pun ada aja masalah. Pesawat jam 9.35, berarti gw dan cimenk harus nyampe Bandara jam 8.35 buat check in. tapi mau berangkat ke Bandara, hujan semakin deras, enggan untuk berhenti, dang gw hampir putus asa tidak bisa ke bandara atau bahkan ketinggalan pesawat. Bagaimana tidak, untuk ke Bandara Sultan Thaha Jambi itu biar cepet gw harus pake jasa ojek. Di kediaman gw tidak dilewati angkot, n kalo mesen tavi, lama banget baru nyampe. Dan disini tuh, kalau hujan, tukang ojek pada males narik. Setelah lama menunggu, jam setengah 9 baru ada satu ojek yang muncul, padahal kita butuh 2 ojek. Ya udah gw nyuruh si Cimenk ke BAndara duluan, itupun ditengah hujan yang berangsur reda menjadi gerimis. Jadilah tinggal gw sendirian nungguin ojek di depan rumah gw. Setengah jam menunggu, belum juga ada ojek. Gw putus asa, sementara si Cimenk udah Check In duluan di BAndara. Ini malapetaka, jangan sampe gw batal berangkat gegara hujan. Udah jam 8.50, hujan kembali semakin deras. Gw semakin putus ada, ngga mungkin ada ojek. Tapi Tuhan memang baik, si abang tukang ojek yang nganter Cimenk tadi balik lagi, dan jemput gw. Ditengah hujan deras, gw basah-basahan ke Bandara. Sepatu dan celana gunung gw yang berwarna hijau army udah basah terkena jipratan air hujan. Dan jam 9.10 gw sampe Bandara, dan si abang ojek minta ongkos ojek Rp 20 ribu, dua kali lipat dari biasanya tapi gpp, kalau ga ada dia gw ngga bisa ke bandara. Gw buru-buru check in dan nunggu keberangkatan. Tak ternilai rasanya, akhirnya gw dan si Cimenk masuk ke dalam pesawat pukul 9.45, yaaaa Akhirnya berangkat oukul 10.00. Dengan kondisi celana dan sepatu basah, tapi ngga peduli, yang penting berangkat. Menggigil di dalam pesawat, gegara AC plus kostum yang basah kerena hujan-hujanan ke Bandara. Sekitar pukul 11.00 siang nyampe di Soetta, lapor transit, daaaaannn gw sama cimenk harus menunggu hingga pukul 14.30. lama…lama…lamaa… kalau berangkat sesuai jadwal, kita mesti nunggu tak kurang dari 3,5 jam di Soetta. Eeeeettdaaahhh… dan ternyata Sriwijaya DELAY mamen. Pesawat kita katanya delay sampe 15.00. gw sanksi, pasti lebih dari itu. Sementara dari percakapan multiple chat dengan si Tupai, dilaporkan si Tupai ini udah mendarat di Bandara Hanadjoedin Tanjung Pandan. Kampret… disaat gw dan Cimenk baru nyampe Soetta, si Tupai udah nyampe Tanjung Pandan dan dia udah di Jemput sama supir dan tour guide kita si Pak Budi. Sembari gw menunggu, si Tupai ternyata udah diajak lunch aja sama Pak Budi, karena emang itu sudah termasuk ke dalam biaya paket wisata kita. Dan yang lebih bikin gedeg juga, adalah menu lunch nya. Si kampret Tupai sengaja ngirim foto kepiting asam manis plus cumi goreng tepung yang sebenernya disediain buat kami bertiga. Kampreeeettt… si Tupai ngabisinnya sendirian, sementara gw dan Cimenk masih menunggu selama beberapa jam lagi. Pukul 15.10 akhirnya kami masuk pesawat, alhasil baru terbang jam 15.30 lantara antri nungguin 5 pesawat take off. Alamat nyampe Tanjung Pandan jam 5an. Banyak waktu terbuang di bandara, dan itu sangat menyebalkan. Sementara si Tupai udah diajakin Pak Budi makan seafood, trus istirahat di Hotel. Tapi baiklah, Tuhan menyayangi ornag-orang yang sabar. (sok bijak). Welcome to Belitong, Pukul 16.40 akhirnya pesawat Sriwijaya yang gw dan cimenk tumpangi mendarat di Bandara Hanadjoedin. Aroma udara di TAnjung Pandan Belitong emang beda jauh dengan Jambi. Udaranya bersih, dan baru saja disiram hujan. Terlihat dari kondisi bandara yang lembab. Kami berjalan kaki saja dari pesawat ke pintu kedatangan. Di luar sana, telah menunggu si Tupai dan Pak Budi. Diparkiran telah menunggu sebuah APV Putih yang siap melayani kami selama tiga hari di Belitong. Dan sepertinya Pak BUdi sangat memahami keinginan kami untuk segera menjelajah Belitong. Pak Budi adalah pribadi yang suka bercerita. Gw duduk di depan, dan kedua kunyuk si Tupai dan Cimenk duduk di belakang. Alhasil, sepanjang perjalanan, gw dan Pak BUdi banyak bercerita. Ternyata, Tanjung Pandan adalah sebuah kota yang masih sepi. Di sepanjang perjalan, hanya ada satu atau dua mobil yang lewat. Kemudian ada beberapa motor juga. Selebihnya adalah jalanan aspal mulus dan sepi, sehingga seberapapun kencang Pak Budi bawa mobil, ngga terasa. Dari cerita Pak Budi, di Belitung tidak ada angkutan umum. Semua masyarakat punya motor sendiri, namun tidak ada mobil. Makanya jalanan kosong, dan ngga ada polusi. Jalananpun tidak ada bolong-bolongnya. Beda jauh banget sama Jambi. Fiuuuhhh… pokoknya cucok banget buat liburan dan menenangkan diri. Destinasi pertama tanpa singgah ke hotel dulu adalah Tebing Tinggi. Disinilah lokasi syuting film Laskar Pelangi. Di batu-batu raksasa yang seakan memberi makna kebesaran Tuhan. Keluar dari mobil, gw bersama Tupai dan cimenk langsung takjub dengan batu-batu yang tingginya Subhanallah itu. Bahkan, batu-batu itu seperti sengaja disusun untuk memanjakan mata kami ini. Di depan batu itu, terpampang sebuah prasasti yang bertuliskan “lokasi syuting film Laskar Pelangi” Kami diajak Pak Budi masuk ke dalam batu itu, berjalan menyusuri rongga susunan batu, dan akhirnya kami tembus ke bibir pantai. Pasinya pusih, dan airnya biru. Tidak ada ombak, yang ada hanya riak air yang sesekali menyapu tumpukan batu yang sama sekali tidak licin itu. Oke, kamera langsung siap. Dua kamera sekaligus kita serahkan ke Pak Budi. Dan Pak Budi, secara dia udah bertahun-tahun jadi tour guide, dia hapal dong ya jalan-jalan mana yang aman untuk dilalui. Dan salutnya, Pak Budi adalah seorang fotografer yang handal. Dia tau bagaimana pose yang pas untuk sebuah foto yang bagus. Bahkan ada sebuah batu yang yang bisa seoalh-olah kita angkat. Kami menaiki batru yang terletak dibibir pantai itu, sampai ke bagian yang paling tinggi. Berfoto, nyebur, tereak, dan apapun yang bikin hepi. Pak Budi mungkin mikir, ini orang kesambet kali ya? Tapi masa bodo, yang penting kita hepi. Selain kami, ada beberapa orang lagi yang dating ke lokasi syuting Laskar Pelangi itu. Mereka tak lain dan tak buan adalah apenumang pesawat yang bareng gw dan Cimenk tadi. Nampaknya, semua tour guide harus membawa wisatawannya yang baru turun dari pesawat ke Lokasi Tebing Tinggi ini. “KArena baru sampai, kita ngambil SK dulu,” cetus Pak Budi sambil mengambil foro kami bertiga di prasasti Laskar Pelangi. Sampe matahari terbenam, kami memanjakan mata di satu lokasi itu. Dan destinasi selanjutnya adalah makan malam. APV Putih itu melaju lagi dengan kecepatan penuh. Udara lembab Belitong terasa wangi menusuk hidung. Akhirnya kami tiba di sebuah restoran di pinggir pantai. Disini banyak juga terlihat wisatawan singgah. Ada yang sedang makan dan sibuk mengutak-atik kameranya. Ada juga yang sibuk bercengkrama dengan rekannya. Meja untuk kami sudah dipesan ternyata, dan tanpa diminta, makanan yang terlihat menggiurkanpun dating. Kepiting Asam mani, Ikan laut yang gw ngga tau namanya apa, cumi tepung, cah kangkung, dan semangkok nasi. Tak lupa, minuman khas Belitung air jeruk yang tak sama denagn yang biasa gw minum. Benar-benar luar biasa, sajian makanan yang lezat di lokasi yang eksotis. Hari sudah berangsur malam, dan saatnya kembali menuju Hotel. Sayangnya hujan kembali mengguyur tanah Belitong. Sungguh lebat, sampai-samapai kami khawatir esok hari cuaca tidak bersahabat untuk jelajah pulau. Namun, dengan tenang Pak Budi menghibur kami. “Kalau malamnya hujan, pagi hingga sore biasanya cerah,” katanya. Akhirnya kami tiba di sebuah hotel yang tidak begitu besar. Hotel tanpa bintang, namun cukup nyaman. Karena menurut gw, TUpai dan Cimenk, hotel tidak begitu penting, karena cuman buat tidur doing. Namun yang kami dapat sudah lebih dari cukup. Sebuah kamar hotel dengan dua tempat tidur dan 1 tempat tidur extra karena kami bertiga. Didalamnya ada sebuah toilet, tv, lemari, dan AC. Kami kira ini lebih dari cukup. Jadilah, untuk dua malam kedepan, kami menjadi penghuni Hotel Mindanao, Kamar 007. To be Continued…

Minggu, 04 Maret 2012

TARIK ULUR ALIH FUNGSI ASET

KOTABARU – Setengah perjalanan Pansus Alih Fungsi Aset Terminal simpang kawat DPRD Kota Jambi, muncul pernyataan yang seolah-olah mengecilkan fungsi pandud itu sendiri. Yakni tidak diperlukannya persetujuan DPRD atas pembangunan pusat perbelanjaan di kawasan terminal simpang awat. Artinya, pemerintah kota bisa saja membanguna pusat perbelanjaan di kawasan tersebut ada atau tanpa adanya persetujuan dari DPRD Kota Jambi.
AM Fauzi, wakil Ketua DPRD Kota Jambi yang juga tergabung ke dalam pansus tersebut mengatakan, sudah jelas ada aturan yang mengatakan bahwa yang membutuhkan persetujuan dewan adalah yang membebani rakyat dan APBD. “Ada di UU 32 tahun 2004, PP No 50 tahun 2007, PP 16 tahun 2010 mengatakan bahwa yang butuh persetujuan dewan itu yang membebani rakyat dan APBD,” kata Fauzi. Dirinya mengatakan, dalam kaitannya dengan pembangunan di terminal simpang kawat tidak membebani masyarakat dan APBD.
Sementara itu di PP No 50 Tahun 2007 sendiri tentang tata cara pelaksanaan kerja sama daerah mengatakan tetap harus ada persetujuuan dari DPRD. Lebih jelasnya terdapat dalam Bab IV pasal 9, yang berbunyi Rencana kerja sama daerah yang membebani daerah dan masyarakat harus mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan ketentuan apabila biaya kerja sama belum teranggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berjalan dan/atau menggunakan dan/atau memanfaatkan aset daerah.

Ketika hal ini ditanyakan kepada Fauzi, dirinya mengatakan jangan mengambil pasal secara sepotong-sepotong. “Ada keterangan lainnya, jangan baca sepotong-sepotong,” katanya. Dirinya mencontohkan yang dilakukan oleh Pemerintahan Kota Palembang dalam pembangunan Jakabaring. Pembanguna Jakabaring dikatakannya tidak memerlukan persetujuan dewan.

Kamis, 23 Februari 2012

galau... galau... galau...

:p
Mari Jadikan Galau Anda Lebih Berkualitas (Agak Nyontek Dikit)
Jadikan galau anda lebih berkualitas! Itu slogan yang gw dapet dari sebuah program tv swasta. Acaranya malem minggu pukul 22.30 di tipi biru berlogo burung… “knowledge to elevate” wkwkwkwk… ketahuan dah tuh tv apa. Kalau lo pada ngga ngeh gw lagi ngomongin tv apa, kebangetan itu namanya.
Ngemeng-ngemeng soal galau, menurut lo apasih artinya galau? Kayaknya lagi ‘in’ banget kata2 galau ini. Menurut Kamus Mungil Bahasa Indonesia(KMBI) yang gw ciptakan sendiri, galau merupakan sebuah perasaan tak menentu #tsaaaahhh… dibilang sedih ngga, dibilang cemas juga ngga, dibilang sakit juga engga, nah gw sendiri lagi galau nih nulis ini. Galau karena gw ngga bisa share ke lo semua apa arti galau. Haduh haduh haduh… tolong gw ya Allah!!! Apa sih makna galau dengan bahasa yang sederhana?
Tapi yang jelas, ketika lo lagi galau, lo bakal lakuin hal-hal yang tidak terduga dan yang ngga pernah lo lakuin sebelumnya. Seperti lari-lari di pinggir sungai tengah malam buta, kalau lo cewek sambil megang selendang panjang dan membiarkannya melambai sembari lo lari-larian ngga jelas. Ada juga kalau lo cowok, nongkrong di pohon nangka nemenin genderuwo yang lagi ngegodain jeng kunti (Salah focus). Itu hanya beberapa ‘keganjilan – keganjilan’ yang terjadi dikala manusia lagi galau. Jangan tanya gw kalau hantu lagi galau gimana! Oke lanjut…
Namun ada juga lho kalau lagi galau maunya dengerin lagu-lagu mellow, trus air mata jatuh tanpa disadari. Lantas tiba-tiba lho mikir, “Buat apa lo nangis” karena galau itu perasaan yang berkecamuk tanpa alasan yang jelas. Serba tidak jelas alias abstrak!
Biasanya, muter lagu-lagu “ungu” jaman dulu. Kalau yang berumur dikit, pasti muter lagu-lagu Broery Marantika festuring Dewi Yul yang judulnya Jangan Ada Dusta Diantara Kita. Kalau anak muda gaol sekarang yang lagi galau, muter lagunya Adele Someone Like You. Yup, Someone Like You nampaknya sudah menjadi lagu kebangsaan bagi manusia-manusia galau di dunia ini. Dan gw pernah liat nyokapnya temen gw pernah bersenandung lagu Adele yang judulnya itu. Ckckckck emak-emak gaol yang lagi galau! Tapi kalau ababil pasti muter lagu2nya boiben atau gilben! Hahaha…
Nah, karena suatu dan lain hal… intinya gw engga tau gimana caranya mengartikan kata-kata GALAU ke dalam bahasa yang sederhana, mari kita tanya beberapa koresponden yang berhasil gw tanyai alias interview. Yaaaa… korespondennya itu yang ada di friendlist BBM gw dong, alias temen2 gw juga alias partner in crime di segala suasana! (panjang ya penjelasan gw? Sebodo! haha)
Ada beberapa orang yang telah merespon pertanyaan gw, ini dia jawaban mereka:
Yang pertama adalah kk gw, maria. Yang ngga kenal biarin aja, yang penting itu koresponden gw. Arti galau menurutnya adalah perasaan gelisah perasaan gelisah, resah, dan bingung… hmmm make sense… mungkin demikian adanya. Judul lagu yang tepat untuk mengantar perasaan galau di kakak ini adalah Gelisah sebuah lagu bergenre dangdut (Gw ngga tau siapa yang nyanyi. Kira-kira lirik lagunya begini: Gelisah Aku Gelisah… haiayayayaya *ngasal*
Yang kedua adalah seorang wartawan tv local muda bernama Reh Ukur Karo-karo yang juga sering galau. Menurut pria 25 tahun ini, Galau adalah Suasana bimbang pada diri seseorang yang berakibat dari suatu perasaan yang dirasakannya. Bisa masalah hati, cinta, kesehatan, hinngga masalah dompet. Wuiiisssss… jawabanya oke punya, diplomatis dan kayak karya ilmiah gitu. Gw curiga, jangan-jangan ini curhat colongan alias curcol. Baru beberapa saat gw terkagum-kagum dengan jawabanya yang ‘cerdas’ ini, datanglah pengakuan bahwa dia nyari si mbah google buat ngartiin galau *gubrak* NGGA KREATIF! Tapi ini mungkin mewakili perasaan orang-orang seperti Reh Ukur Karo Karo ini. Wkwkwkwkw…
Pendapat ke tiga datang dari kakak gw satunya lagi, kk Lina. Menurut gw definisi ini lumayan bijak untuk dicermati #tsaaaahhh... Kata si kakak yg merupakan member of parliament ini Galau adalah perasaan dimana manusia merasa dirinya berada dalam suatu perasaan antara kecewa dan berharap. Hmmm.... Gw agak bingung dengan definisi ini! (Emang gw yg lg telmi sih ya) Tapi definisi seperti ini diplomatis banget yak... Wkwkwkwk piiiissss kakakku...

Tapi statement yg tambahan yang dikirimkan via blackberry messenger si kakak ini mengatakan galau sama frustasi itu BEDA TIPIS!!! Ini menurut gw agak menarik. Karena orang frustasi kadang berawal dari kegalauan yang mendalam. Nah, karena gw lumayan tertarik dengan statement ini, gw nanya deh apa beda antara keduanya.

Menurut hemat si kakak ini, kalau galau itu masih ada harapan (hah harapan hidup maksudnya? Atau harapan jadi waras? Wkwkwkwk) sementara frustasi butuh dorongan (Dorongan biar masuk jurang). Kemungkinan terburuk untuk orang yg frustasi adalah bunuh diri, ini menurut gw ya?! Dan pendapat gw ini sering diamini orang2 yg salah gaul. Hahahaha... *gw juga salah gaul berarti* oke lanjut... Kalau galau, kata kakak gw itu cenderung menyebabkan hilangnya kepercayaan dalam hidup sehingga lebih mengarah ke pesimistis. Hmmmm… make sense..

Terakhir, ada closing statement dari kakak gw ini “Disaat galau ambil sebuah pensil dan gambar sebuah jendela dan pasti byk yg terlupa...itulah kehidupan” keren kan statementnya. (Tapi gw engga ngerti maksudnya apa) *frustasi*bunuh diri masuk jurang*

Ada lagi nih definisi galau dari temen kantor gw, namanya Rida. Doi juga lumayan sering galau, karena pacar, karena kerjaan, bahkan bisa juga karena cuaca. Emang hobinya sih galau. Wkwkwkwk... Oke salah fokus lagi nih. Menurut si Rida ini, makna galau adalah sebuah kata yang yang menggambarkan suasana hati yang sedang resah dan gelisah. (Kayaknya agak mirip dengan pendapat responden pertama, jangan2 adaaa... Ah sudahlah lupakan!)

Nah, galau katanya juga bisa lantaran patah hati sehingga menimbulakn ke ruwetan. Menurut hemat gw, pendapat si rida ini sangat mencerminkan kepribadiannya yang suka galau. Hahahahah *gebrak meja* dan cewek penggemar 7icons ini katanya kalo lagi galau, suka ddengerin lagunya Melly Goeslow yang judulnya Mungkin. (Lagunya kayak gimana ya? Bukan yg ga ga kuat, ga ga kuat itu ya?) menurut pengakuan si Rida, definisi galau yang cukup diplomatis ini didapatnya ketika sedang nongkrong favoritnya di pagi hari (Baca: WC) wkwkwkw.... Piissssss....

Pendapat terakhir datang dari temen sekolah gw SMA dulu, namanya lidya, yang sering gw panggil tupai dulunya. Nah ini sifatnya agak-agak labil gitu, dan naga-naganya doi adalah pengamat duni pergalauan diseantero Indonesia ini. Doi punya beberapa versi definisi Galau yang sering melanda umat manusia belakangan ini. (Karena galau emang lagi in banget di dunia persilatan se jagat raya).

Salah satu versi galau yang dijelasin si Tupai adalah versi anak Kos. Dia bilang, anak kos sering galau ketika akhir bulan datang dan tagihan dari ibu Kos datang, rasanya kayak disambar petir gitu kan ya? Apalagi uang jajan udah ngap2an. Galau semacam ini menurut gw tidak terlalu kronis, karena datangnya musiman, cumin diakhir bulan. Dan gw curiga, si Tupai ini lagi curhat apa gimana ya sama gw, lagi ngomongin diri sendiri dianya. Wkwkwkw....

Terus ada lagi galau versi abegeh. Ini biasanya ditujukan kepada abege labil alias ABABIL, hahahahahhaha… biasanya galau abege ini eratkaitannya dengan komunikasi dengan sang gebetan. Adakalanya doi sms ngga dibales, trus bbm pending, padahal kanggeeeeeennnn bengeeedddtthhhh.... buat para abege, jangan keburu berprasangka buruk dulu deh sama gebetan lo, siapa tau aja ini erat kaitannya dengan pulsa doi. (Jadi inget iklan provider yang taglinenya gini Aku ngga punya pulsaaaaa…) kalau udah begini, lo para abege mending nyaranin gebetan lo pindah provider dan bikin paket Serbu! Wkwkwkwk… dijamin komunikasi agak sedikit lancer!

Nah sewaktu gw tanya tentang soundtrack yang pas, si Tupai ini milih lagu Jikustik yang judulnya Setia. Ilustrinya, si galauer pasang tampang melongo didepan jendela, sambil ingus turun ngga terkontrol. Terus nangis sampe mata sembab kayak abis ketonjok… hahahahaha (membayangkan) ini ngenes banget nasib Galauer yang satu ini. Wahahahahaha...

Gw rasa beberapa orang udah cukuplah ya buat menjabarkan arti galau menurut mereka. Dan pesen gw, ketika anda lagi galau lakukanlah dengan hal yang kreatif. Jangan lari2 pinggir sungai atau nangring di pohon nangka. Banyak hal-hal yang lebih bermanfaat dilakukan ketika lo lagi galau, seperti motongin rumput di halaman rumah gw, atau bantuin bapak-bapak petugas keberisihan bersihin jalanan. Tenang aja, lo masih bisa menikmati kegalauan lo dengan mendengarkan lagu-lagu galau favorit lo pakai headset.
Mari jadikan galau anda lebih berkualitas! Dan gw ngga ngerti kenapa gw harus nulis soal galau ini dan ngepostnya di FB gw. Yeah guys… gw mencoba kretaif dalam kondisi galau yang sangat mendalam. Tapi lama kelamaan gw jadi mikir, kreatif sama ngga ada kerjaan itu kayaknya beda-beda tipis yak! Wkwkwk masa bodo. Chaoooo… salam manis! *triiiiinnngggg menghilang ala jin aladin*